ryansjinju team

ryanmapin

Kamis, 12 Februari 2009

GAZHWUL FIKRI

KENYATAAN HIDUP DI BALIK PERMAINAN INI
salam
dvc pirates
imikimi - Customize Your World!
Graffiti Creator - http://www.easygraffititext.comryansjinju

ryan

Seorang ibu guru sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada
murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada
kapur, di tangan kanannya ada pensil. Ibu guru itu berkata, "Saya ada satu
permainan... Caranya begini, ditangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan
ada pensil. Jika saya angkat kapur ini, maka berkatalah "Kapur!", jika saya
angkat pensil ini, maka berkatalah "Pensil!"
Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian mengangkat
antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat
kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat
kapur, maka sebutlah "Pensil!", jika saya angkat pensil, maka katakanlah
"Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja murid-murid tadi keliru
dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka
sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti.
Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.

"Murid-murid, begitulah kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh musuh kita memaksakan kepada kita dengan perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi
bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kita menerima
hal tersebut, tapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik
oleh mereka, akhirnya lambat laun kamu akan terbiasa dengan hal itu. Dan
anda mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kamu tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan waktu.
"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang susah, Zina tidak
lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, tanpa rasa malu,
sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, hiburan yang asyik dan
panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa, materialistik kini
menjadi suatu gaya hidup dan lain lain." "Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa
disadari, anda sedikit demi sedikit menerimanya tanpa rasa ia satu kesalahan
dan kemaksiatan. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham guru..."
"Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan.
"Ini ada Qur'an,saya akan meletakkannya di tengah karpet. Sekarang anda
berdiri diluar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil
Qur'an yang ada ditengah tanpa menginjak karpet?"Murid-muridnya berpikir.
Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain.
Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil
Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet. "Murid-murid, begitulah
ummat Islam dan musuh-musuhnya. ..Musuh-musuh Islam tidak akan
menginjak-nginjak anda dengan terang-terang. ..Kerana tentu anda akan
menolaknya mentah mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina
dihadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari
pinggir, sehingga anda tidak sadar.
"Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibuatlah pondasi yang kuat.
Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat.
Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dgn
pondasinya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu,
kursi dipindahkan dulu, Lemari dikeluarkan dulu satu persatu, baru rumah dirobohkankan. .."

"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghantam
terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan mempengaruhi anda. Mulai dari
perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun anda
muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang
mereka... Dan itulah yang mereka inginkan." "Ini semua adalah fenomena
Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh kita..."Kenapa mereka tidak berani terang-terang menginjak-nginjak,bu?"
tanya murid- murid.
"Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib,
Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi." "Begitulah
Islam... Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya
hancur. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka akan bangkit
serentak, baru mereka akan sadar".

"Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdoa
dahulu sebelum pulang..." Matahari bersinar terik takala anak-anak itu
keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing dikepalanya.
RENUNGILAH SAHABAT SEMUA..
SEMOGA ALLAH MEMBERI TAUFIQ DAN
HIDAYAH PADA KITA DAN KELUARGA KITA... MARILAH KITA SAMA2 SADAR BAHAWA
AGAMA, BANGSA, DAN TANAH AIR KITA SEMAKIN TERANCAM
p align=center>MySpace Layouts

Myspace Layouts at Pimp-My-Profile.com / Moon lake goddessryansjinju

lndahnya persaudaraan abadi

lndahnya persaudaraan abadi
salingsatotang

Arsip Blog

Mengenai Saya

Foto saya
jinju, kyeongsangnam, South Korea